.
Saya ingat sekitar 3 tahun yang lalu, dimana masalah pencernaan saya sudah mencapai tingkat akut dan kronis karena sudah belasan tahun mengalami masalah yang sama, sampai permasalahan kesehatan lainnya seperti hormonal imbalance, thyroid imbalance, mental health issues, juga bermunculan, saya berada di suatu tempat dalam kehidupan saya dimana saya merasa putus asa dan marah. Saya rasanya marah dengan alam semesta, bahkan marah dengan Tuhan. kesal rasanya semua upaya saya untuk sembuh dan sehat yang rasanya seperti sia-sia dan saya malah bertambah sakit.
Tetapi ketika berada di titik ini, suatu hari saya mendapatkan kesempatan berbincang dengan seseorang yang akhirnya membantu saya untuk melihat semua yang saya alami, sakitnya, kekesalannya, keputusasaannya, dari sisi lain.
Dia challenge saya dengan pertanyaan, what if segala macam cobaan yang diberikan kepada kamu saat ini sebenernya memberikan kamu kesempatan untuk bisa belajar dari pengalamannya dan untuk kamu bisa share dan membantu orang lain? Pastinya bukan hanya kamu yang mengalami hal ini. Banyak orang lain yang juga sedang sakit-sakitan, merasakan putus asa & butuh pencerahan.
Wow! Rasanya bagaikan ditampar. It was such a wake up call for me untuk berhenti playing victim, and start looking at my challenges as a blessing.
So long story short, saya ambil certification untuk menjadi Holistic Health Coach, lalu dari situ saya mencari akar daripada penyakit saya, benahi masalah pencernaan saya dan sampai hari ini saya menjalankan “tugas” atau “life purpose” saya di kehidupan ini, yaitu dengan sharing pengetahuan & cara-caranya untuk hidup lebih sehat. Baru sekarang saya bisa melihat kebelakang dan menyadari semua pengalaman (sakit) saya itu gunanya untuk bekal dapat membantu orang lain yang mau hidup lebih sehat.
Being sick for so long was my blessing in disguise.
Lalu saya melihat sebuah persamaan dengan yang kita semua, as a human race, collectively, sedang alami dengan the rise of the Covid-19 virus. Could this be a blessing in disguise?
I believe so, because I chose to see it as an opportunity to turn this whole experience into something positive. Turning a misfortune into a golden opportunity for a better self-care. If it takes a virus to wake ALL of us up and to realize that NOW is the time to start looking after our health better, then that has got to be one heck of a blessing in disguise.
And that’s what is happening!
We see people all over the world gather together in effort to flatten the curve. Be it by social distancing and of course by looking after their own health better. Kalau kebetulan saya perlu keluar rumah sebentar untuk top up belanjaan rumah, saya sangat senang meilhat orang-orang, termasuk para laki-laki yang biasanya kalau weekdays odd hours tidak terlalu kelihatan di supermarket karena kesibukan kantor, berbelanja dan berkumpul di produce section buying fresh fruits & veggies. Lalu kalau saya jalan kaki bersama anjing saya Bowie di kompleks, banyak sekali tetangga yang olah raga juga dari segala umur. I see people collectively meditating together as a group. And social medias are filled with endless ideas and suggestion in how to stay healthy and positive, since we know that stress can also suppress our immunity.
It’s also a time where people are reaching out and helping one another. It’s amazing!
Ini waktunya untuk kita lebih memperhatikan kesehatan diri kita dan orang-orang disekitar kita. Jangan ditunda lagi. Mari terus meningkatkan sistem imunitas kita secara holistik. Kita beri tubuh kita nutrisi yang terbaik, kita benahi hubungan kita dengan diri kita & orang-orang sekitar kita, tidur yang baik, olah raga, dan lain sebagainya.
Semoga setelah “badai” virus Covid-19 berlalu pun, kita tetap lanjut terus menjaga kesehatan kita secara holistik, jangan menunggu kedatangan virus hebat (ataupun penyakit lainnya) lagi untuk hidup lebih sehat.
Comentários