top of page
Writer's pictureGwen Winarno

Slow Down


Kita hidup dijaman semua harus serba cepat. Makan, kerja, menjawab whatsapp, bahkan intimasi pun juga terburu-buru.


Kenapa sampai begini?


Karena yang musti dikerjain jadi semakin banyak dan waktu rasanya tidak pernah cukup untuk mengerjakan hal-hal tersebut.


Rasanya kita lagi berada dalam sebuah race atau perlombaan terus menerus dan dikejar-kejar oleh waktu.


Boro-boro dapat istirahat. Begitu ada waktu istirahat pun, kita ga mau istirahat karena merasa ga enak, saking kebiasaan super sibuk, trus merasa bersalah untuk istirahat. Takut dipikir orang males, ga produktif, dll.


Belum lagi rasanya seperti kita harus stand by 24/7, siap siaga, bisa di reach oleh siapa pun, dimana pun dan kapan pun juga, thanks to technology.


Bayangkan apa pengaruhnya hidup seperti ini untuk nervous system/sistem saraf kita?


Ini yang memicu reaksi/respon stres dalam tubuh kita terus menerus dan membuatnya menjadi tidak teratur (dysregulated). Ga heran kalau kita sering merasa gelisah dan cemas, atau kita merasa burnout, depresi dan dog-tired. Akhirnya semua kita lakukan seperti robot, mati rasa.

Bayangkan kalau ini terus menerus terjadi, apa jadinya kita?


So slow down…


Slowing down bisa dilakukan dengan cara-cara:


~ bisa bilang ‘no’ atau menolak dengan bijak

~ tentukan & komunikasikan availability Anda

~ buatkan waktu untuk istirahat setiap harinya

~ sadar & hadir sepenuhnya ketika melakukan apapun

~ perhatikan hal-hal di sekitar Anda (dilihat, dicium, dipegang, dirasa, didengar)

~ sempatkan melakukan hal-hal yang disukai sehari-harinya


Sebelum tubuh kita yang “memaksa” kita untuk berhenti dan beristirahat dengan cara sakit. You don’t want your body to force you to slow down by being sick, etc.

1 view0 comments

Comments


bottom of page