There's No Such A Thing As "Clean Eating"

Jujurly (OMG, I actually found a way to use this ridiculous word!), saya agak terganggu dengan istilah “clean eating” (not to mention the word ‘jujurly’).

Makanan adalah makanan, tidak bisa dibilang “jorok” kecuali kalau dibuang ke lantai, ditaburi tanah, dimasak dengan air kotor… ya kalau seperti ini, memang kotor pastinya.

Tapi apa yang membuat makanan bisa di label “clean?”

Saya mau mengajak teman-teman untuk melihat makanan dari segi nutrisinya, daripada melabel makanan “dirty” atau “clean.” Dan mulai menilai makanan itu dari:

🥦 Kaya nutrisi

karena nutrisi punya tugas yang penting banget dalam pertumbuhan, regenerasi, penyembuhan, restorasi dan menjaga kesehatan tubuh

🥑 Diperlukan oleh tubuh

karena semua fungsi dalam tubuh kita memerlukan nutrisi beragam untuk bekerja dengan optimal

🥝 Cocok untuk tubuh

karena makanan apapun yang tidak cocok dengan tubuh kita, akan memicu inflamasi dalam tubuh

Dengan mulai melihat makanan dengan cara pandang seperti ini, kita lebih bisa bersahabat dengan makanan kita and be kind to ourselves.

Karena yang bisa terjadi ketika kita melabel makanan tersebut “dirty” atau “clean,” ketika kita makan sesuatu yang kita (atau public opinion) anggap “jorok” atau tidak baik, kita akan merasa sangat bersalah atau bahkan merasa you’re “not good enough.” Dan akhirnya kita masuk ke dalam “rabbit hole” dimana kita menghukum diri sendiri dengan segala macam diet, olah raga mati-matian, ngata-ngatain diri kita sendiri, dll. Ini bisa memicu hubungan yang kurang baik dengan makanan, bahkan tubuh kita, yang bisa mengarah ke eating disorder kalau dibiarkan.

Mulailah melihat makanan sebagai “teman” kita, hopefully just like friends in life, you surround yourself MOSTLY with friends that “support” you, and LESS of those that “bring you down.”

Dan tidak perlu melabel makanan atau cara makanmu.

Enjoy your food!

Share, love, comment, if you agree 💚💚💚