top of page
Writer's pictureGwen Winarno

What's Cooking?

Updated: Jun 13, 2022



Apakah saya pandai masak? Ga juga. Tetapi saya kurang lebih tahu cara masak.

So that’s a start. And I’m commited. Artinya saya membuat komitmen untuk memasak untuk diri saya & keluarga saya.Kenapa musti masak? Well, dengan memasak makanan saya sendiri di rumah, saya “in control” terhadap bahan makanan yang masuk ke dalam makanan saya. To me, this is one of the ways I can be more in control of my health juga.


Tapi kan hari gini ada Mba yang bisa masakin di rumah? Malah lebih gampang lagi, tinggal pesen delivery aja lewat App. Gampang toh! Kenapa pakai musti repot masak sendiri? Again, untuk saya masak itu adalah kesempatan saya untuk self-care, berkontribusi kepada kesehatan saya & keluarga saya tentunya, and to be more in control of what goes into my body. So it’s a choice, bener-bener bukan suatu paksaan.


Dan saya juga selalu mengajak teman-teman untuk kembali ke dapur untuk memasak. Nenek moyang kita, bahkan orang tua kita banyak yang masih memasak (ok, so my Mum didn’t cook, but my Dad sure did). Tapi kita sudah sangat jauh dan tidak familiar atau tidak nyaman dengan konsep memasak sendiri makanan kita. Apalagi di jaman modern semua serba cepat & praktis.


Have you ever wonder and made the connection, dengan jaman semakin serba cepat & praktis seperti sekarang ini, semakin banyak juga orang yang jatuh sakit?

Think about it! Too many foods that are processed foods or foods prepared by others and you simply don’t know what goes into your food. How scary is that?


Itu adalah another topic that we shall discuss another day. But for now, lets go back to memasak sendiri…

Kalaupun kita sudah tidak ada waktunya untuk masak setiap hari, mungkin ada 1 hari saja dalam seminggu dimana kita memasak makanan kita sendiri. Mungkin setiap hari Sabtu atau Minggu pagi, dimana kita punya lebih banyak waktu, you can even make it into a family affair, where every member of the family gets to help with cooking. Yes, even if you have young member(s) of family.


This is your chance to connect, not just with your food, but with your family. We have become so disconnected with our food, that we forgot (or don’t even know) how to even prepare our own food. Let me tell you this, there’s magic in touching, preparing and being connected with the food that you eat.

So how about it? Are you willing to give cooking a try?


Ga perlu susah atau repot, cukup belajar untuk menumis & merebus/steaming, this can already get you far. Tinggal isinya saja yang di gonta-ganti. Sekarang juga sudah banyak sekali alat-alat dapur yang bisa membantu masak menjadi lebih praktis, seperti air fryer misalnya, atau food processor, juga blender. Kalau untuk cara dan resep masak, buanyak sekali infonya di internet atau bahkan videonya cara memasak. So instead of TikTok’ing melulu (which I get can be quite amusing), mungkin kita bisa lihat video cara memasak, right?!






Masak ga perlu fancy atau harus langsung enak, makanan itu comes with practice (jam terbang) , the more you cook, the better the food will taste. Kalau kita baru mulai memasak sendiri, yang terpenting adalah kebutuhan nutrisi terpenuhi (think of your macronutrients). Untuk saya, karena saya besar di US, gaya saya masak jauh lebih praktis & cepat. So simple things like stir-frying (bisa dari sayuran sampai daging-dagingan), making soups & stews (semuanya masuk ke dalam 1 panci, dimasak lama dengan api kecil, jadi deh), roasting (memanggang sayur & daging-dagingan), dengan catatan bumbu & cara masaknya ga ribet, ini biasanya cara masak saya.


Dulu saya bahkan punya “under 10 ingredients rule” dimana ga mau masak yang bahannya lebih dari 10 items. Lalu tinggal isi/bahan nya yang saya rubah-rubah jadi saya dapatkan variasi dalam sayuran, carbs, protein & healthy fatnya. Baru beberapa tahun belakangan ini setelah mulai rutin masak sendiri sehari-harinya saya mulai bisa (dan mau, tadinya muales banget, karena agak kerepotan dengan bumbunya) masak masakan Indonesia & Asian food in general yang lebih banyak bumbu & rempahnya. Inipun setelah saya benar-benar nyaman dan rutin masak.


So start cooking, even if it’s just fried eggs. Dari situ mungkin grow a menu for breakfast, si fried eggs ada temennya, tumisan bayam, panggangan tomat, dan mashed avocadoes, misalnya. See how you can easily grow a menu dari cuman masak telur?


Next aku kasih tips ya gimana caranya untuk meal-planning & belanja groceries bahan makanan untuk seminggu.


But for now, happy cooking, good people!

55 views0 comments

Comments


bottom of page